Ceritacerita seru di gunung biasanya jadi pengalaman berharga yang mampu memantik obrolan asyik. Salah satu pengalaman yang ingin saya bagikan kali ini adalah ketika saya liburan ke Bromo. Kali pertama ke Bromo nyatanya membikin saya makin jatuh cinta dengan alam, lukisan Tuhan yang tiada tara. detikTravel Community - Indonesia adalah pesona Asia yang memiliki panorama alam yang indah seperti Gunung Bromo. Liburan akhir pekan ke sana bisa bikin kamu sih yang tidak mengenal kepopuleran gunung berapi yang masih aktif ini? Gunung Bromo adalah salah satu tempat wisata yang paling terkenal di Jawa Timur dengan kunjungan yang paling ramai setiap tahunnya. Gunung Bromo juga jadi tempat favorit para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menyaksikan sunrise terbaik di Pulau keindahan negeri di atas awan yang siap menarik mata hati, Gunung Bromo berada dalam empat lingkup kabupaten yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Keadaan alam gunung Bromo bertautan dengan lembah, ngarai, kaldera atau lautan pasir dengan luas 10 Bromo termasuk dalam satu kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dimana terdapat beberapa obyek wisata lain yang bisa dikunjungi, seperti Gunung Semeru, Gunung Tengger, Gunung Batok beberapa danau dan Gunung Bromo itu keindahan alam yang tersimpan di Gunung Bromo, Yadnya Kasada atau Upacara Kasodo lah yang membuat Gunung Bromo menjadi tujuan destinasi utama setiap tahunnya. Upacara Kasodo digelar setiap tahun pada bulan purnama di penanggalan Jawa dan di sinilah biasanya puncak ramai pengunjung menuju Bromo memiliki beberapa pilihan, pertama bisa menggunakan motor dan bisa langsung menggunakan mobil jeep. Akses favoritku dan teman-teman adalah menggunakan sepedah motor, sekitar 2,5-3 jam perjalanan dari Malang kota menuju penanjakan melewati jalur Nongkojajar, Pasuruan dan pulangnya melewati jalur Tumpang, terbaik ketika naik motor sebaiknya menggunakan motor trail, karena medan yang begitu curam dan licin. Biasanya kami berangkat pukul malam dan sampai pukul pagi, beristirahat sejenak di warung-warung dekat Penanjakan untuk sekedar mengisi perut ataupun menghangatkan tubuh. Sekitar pukul pagi Penanjakan sudah ramai oleh para pengunjung mengambil tempat untuk mendapatkan spot terbaik menyaksikan matahari dengan gunung lainnya, Gunung Bromo memiliki hembusan angin yang bercampur dengan pasir, sehingga akan sangat menganggu jika kamu memiliki alergi terhadap debu. Iritasi mata pun bisa muncul jika kamu tidak berhati-hati. Maka, dianjurkan untuk membawa kacamata pelindung serta masker selama berada di Disarankan teman-teman membawa lebih dari satu masker, kalaupun di kawasan Gunung Bromo ada jual itupun lumayan mahal ketinggian mdpl Gunung Bromo memliki suhu di bawah 10 derajat celcius. Jadi, buat teman-teman yang tidak biasa dingin, temperatur udara Bromo bisa jadi bumerang. Nah untuk mengantisipasinya bisa membekali diri dengan baju hangat atau jaket tebal, syal, sarung tangan, dan topi. Untuk teman-teman yang merasa saat di tempat Penanjakan masih merasa dingin, di sana terdapat penyewaan jaket. Rangkaianperjalanan delapan belas jam menuju tujuan akhir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru itu tak terasa membosankan. Peserta rombongan berjumlah belasan orang itu sudah membaur menjadi satu. Mulai dari cerita perjalanan masing-masing ke beberapa peloksok negeri, sampai ke topik bahwa sebagian besar pejalan itu adalah jomblo.
Siapa yang tidak bahagia saat keinginan hati yang sudah lama terpendam akhirnya Allah jawab lewat suami tercinta. Yaps, sudah lama sekali saya berkeinginan untuk menikmati keindahan alam Gunung Bromo, eh kemarin bulan januari tiba-tiba suami ngajakin pergi kesana bareng teman-teman kantornya. Mata saya pun langsung berbinar mendengar ajakan ini, tanpa pikir panjang, langsung kuiyakan ajakan suami hehe. Sebenarnya ke Bromo menjadi salah satu roadtrip kita waktu itu. Dari sekian obyek wisata yang kami kunjungi, Bromo menjadi trip yang paling menantang bagi kami karena kami membawa bayi berusia 10 bulan dan balita berusia 3 tahun 3 bulan. Yang paling kami khawatirkan saat itu adalah suhu di Bromo kadang bisa ekstrim hingga suhu minu, suhu tersebut tentunya kurang bersahabat dengan anak-anak. Apalagi rencana awal, kami nyampe sana dini hari, lalu mendaki dan bisa lihat sunrise. Duh nggak kebayang dinginnya kaya gimana . Saya juga sempat ragu, mau ikut mendaki dengan membawa si kecil atau tidak karena karena takut nanti membahayakan si kecil yang berusia 10 bulan. Alhamdulillah setelah mempertimbangkan satu dan lain hal terutama karena cuaca paa pekan tersebut tergolong ekstrim dan banyaknya anak-anak, jadwal perjalananpun diubah. Rencana awal yang rencananya berangkat hari jum'at siang tanggal 27 januari setelah shalat jum'at, diubah menjadi jum'at malam habis halat isya. Rombongan kami berangkat menggunakan bus ukuran sedang. Kami berangkat dari Semarang pukul nyampe resat area Malang tempat transit subuh pukul Setelah Sholat Subuh, kita bersiap-siap menuju Bromo menggunakan Hardtop tertutup. Mulailah kami melapisi pakaian kami dengan jaket tebal, menutup kepala menggunakan topi khusus yang sampai menutupi telinga, memakai sarung tangan, kaos kaki plus sepatu terutama untuk si baby. Oh iya supaya perjalanan nyaman dari Semarang-Malang ataupun sebaliknya, saya menyewa car seat untuk bayi saya, sehingga ibu dan bayi saya bisa sama-sama nyaman. Ngga kebayang kalau ngga bawa car seat ini, saya akan memangkunya selama berjam jam. Belum lagi kalau saya ngantuk, malah bahaya, si bayi bisa ngga terasa terjatuh, naudzubillah. Setelah siap semuanya, sekitar pukul kami berangkat dari meeting point menuju Bromo. Perjalanan menuju sana sekitar 1,5 jam-an. Medan yang berkelok, menanjak, sempit dan curam cukup membuat jantung ini dag dig dug ngga karuan. Jadi saya sarankan, kalau mau ke Bromo yaa pakai kendaraan khusus kaya hardtop ini dengan supir yang sudah tahu medan tentunya. Banyak kok yang memfasilitasi jasa sewa ini di sini. Jangan nekad bawa kendaraan sendiri, nyetir sendiri kalau belum tahu medan ya. Tapi kebijakan setempat, hanya mobil hartop atau jeep yang tergabung dalam paguyuban yang boleh lewat dan melintas ke kawasan bromo. Semakin jauh hardtop melaju menaiki dataran yang semakin tinggi, makin terasa banget hawa dingin yang semakin menusuk tulang. Anak balita saya yang tadinya tidak mau memakai jaket pun akhirnya mengeluh "mi...dingin..brr". "Dipake jaketnya to nduk, dari tadi juga sudah ummi suruh pake jaket". Eh tetap saja dia ngga mau pake, hiks. Memang umur-umur segitu, lagi masa-masanya nggak bisa dibilangin, keras memegang prinsip hehe. Sepanjang perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah, serba hijau dimana-mana, benar-benar masih asri alami, ya iyalah namanya juga di gunung hehe. Cocok buat kamu-kamu yang hidup di kota yang ingin menghirup udara bersih dan menyegarkan. Puncak keindahan itu terasa ketika tiba-tiba sopir menepikan hardtopnya dan membuka pintu hardtop. MasyaAllah ini indah sekali, kulihat gunungan-gunungan kecil yang sangat indah yang ditumbuhi rerumputan khas pegunungan, seolah-olah membawa kami berasa masuk film teletubies. Ternyata oh ternyata ini yang dinamakan Bukit Teletubies. Pantas saja masyarakat suku tengger menamainya Bukit Teletubies, ternyata memang bentuknya mirip Bukit Teletubies yang ada di film Teletubies . Rombongan kami yang tersebar dalam enam hardtop pun turun, lalu mengabadikan setiap sudut keindahan yang ada di sini. Dinginnya udara sekitar bukit yang semakin menusuk tulang, tidak kami hiraukan demi mengabadikan moment dengan latar yang maha indah ini. Entah berapa kali difoto saking indahnya alam di sini, hehe. "MasyaAllah, ko bisa rapih tertata kaya gini yaa, mungkinkah ada orang yang ditugaskan untuk mengurus perbukitan ini?". eh suami langsung nimpali "yaa ngga ada lah, ini murni Allah yang membuat dan menjadikan seperti ini. mana ada orang yang mau ngurus alam seluas ini". "hehe iya bi, ummi hanya terkagum-kagum melihat pemandangan alam yang seperti ini". Selain Bukit Teletubies, di sini kita juga bisa menikmati keindahan Padang Rumput Savana yang sangat luas. Padang rumput ini terletak pada lembah hijau, dikelilingi tebing-tebing menjulang tinggi dan beberapa gunung-gunung kecil. Setelah puas foto-foto disekitaran Bukit Teletubies, kamipun bergegas menuju Gunung Bromo. Sesampainya di sana, seperti biasa kami mengabadikan moment bersama kembali alias foto-foto, hehe. Setelah itu, menuju area pendakian. Berhubung kami banyak yang bawa anak kecil, akhirnya demi efisiensi tenaga dan waktu, kami memutuskan untuk melakukan pendakian dengan menggunakan kuda. Jujur ini pengalaman pertama bagi saya, antara pengen nyoba karena penasaran dan takut kalau nanti jatuh apalagi saya bawa anak. Bismillah, akhirnya mencoba memberanikan diri dengan melawan rasa takut ini. Kami berpasang-pasangan naik kuda, saya sama si kakak, sedangkan suami sama si adek. Eh pas udah berani, baru mau naik kudanya saja udah susah ternyata temans, hiks. Tadinya udah mau nyerah aja, ngga jadi naik, mending jalan. Beuh cemen banget dah gw hehe. Tapi terus dimotivasi suami supaya bisa nenangin diri. Alhamdulillah akhirnya berhasil!, yeay. Lalu berjalanlah kuda kami. Eh baru awal-awal kuda melangkah, badan ini serasa menegang dan tak henti-hentinya ngomong supaya pak guide yang menuntun kuda kami berjalan pelan, untung bapaknya sabar ngelayani emak-emak kaya saya, hihi. Kuda kami melangkah sangat pelan, sedang kuda teman-teman yang lain melangkah cukup cepat sampai-sampai tidak kelihatan ekor kuda mereka, hihi ngga apa apa, alon-alon sing penting kelakon nyampe. Hanya suami yang setia mendampingi disamping kuda saya, "Tenang bu yang santai, nanti kalau tegang malah jatuh", kata pak guide. Sepanjang perjalanan bapaknya ngajak ngobrol terus, Alhamdulillah malah jadi teralihkan rasa takut saya dan mulai bisa mengimbangi irama kuda. Benar memang, kunci utamanya itu harus rileks. Anak saya, Kamila 3 tahun 3 bulan malah dari awal naik sudah bisa tenang dan bisa mengikuti ritme kuda. Saat berkuda, ketika melewati jalan lurus atau mendaki, badan kami diminta agak condong ke depan dan kaki menginjak tapal kuda seperti biasa. Namun berbeda ketika melewati jalan menurun, kaki menginjak tapal kuda lalu diarahkan ke depan, sedangkan badan agak ndengak kebelakang. Katanya biar aman, begitu aturannya. Oke saya nurut aja pak, daripada kenapa-napa, hehe. Karena jalan pelan-pelan, dari parkiran sampe hampir puncak, menghabiskan waktu sekitar 30 menitan. Setelah Turun dari kuda, tantangan selanjutnya adalah menaiki tangga yang menjulang tinggi. "Duh, kuat ngga yaa?" mbatinku. Yeah akhirnya nyampe atas juga walau belum nyampe puncak sih, hehe Tadinya hampir nyoba menaiki tangga-tangga itu, udah tinggal 1/4 jalan lagi masa disia-siain ngga klihat kawah? pengen tahu keindahannya Bromo secara sempurna. Qodarullahnya pas mau naik, saya ketemu teman satu rombongan. "mba, jangan naik ke atas kalau bawa anak-anak, kasian asap belerangnya mengganggu pernafasan", ujarnya. Akhirnya kuurungkan keinginanku untuk mendaki sampai puncak, demi kebaikan si kecil. Dan benar adanya, setelah teman-teman lain yang mendaki turun, mereka cerita kalau asap belerangnya bikin batuk-batuk. Alhamdulillah, berarti keputusan kami sudah tepat. Hanya sekitar 20 menitan kami berada di atas, setelah itu naik kuda kembali dan menuruni jalan. Alhamdulillah perjalanan pulang kali ini lebih cepat daripada pas berangkat, karena diri ini jauh lebih tenang. Yess akhirnya aku bisa menaklukkan diri sendiri hehe. Sewaktu perjalanan pulang, tiba-tiba aku mendengar suara desisan pasir yang khas saat tertempa angin. Ternyata oh ternyata itu suara pasir yang saling bergesekan. Pantas saja, masyarakat di sini menyebutnya dengan pasir berbisik, unik yaa namanya. Tapi saya sarankan pas di sini kalian kudu pakai kacamata yaa temans, soalnya pasirnya pada bertebrangan masuk mata semua, hiks. Pas berangkat sih enggak, soalnya pasirnya masih basah kena guyuran hujan malamnya. Pasir berbisik atau Lautan Pasir ini tidak dimiliki oleh gunung berapi manapun kecuali hanya satu yaitu Gunung Bromo. Pemandangan yang mempesona di Gunung Bromo ini selain bisa melihat hamparan lautan pasir, juga terselip pemandangan lereng-lereng kalendra sebagai pembatas lautan pasir dengan hutan Gunung Bromo sebagai pelengkap keindahan di mata kita. Alhamdulillah petualangan ke Bromo berjalan dengan lancar, hal-hal yang tadinya saya cemaskan tidak terjadi hehe. Sebenarnya selain cuaca yang lagi dingin-dinginnya karena lagi musim hujan, hal lain yang bikin khawatir adalah lamanya perjalanan kesana karena kami menggunakan bus. "Duh, anakku betah ngga yaa di jalan, pp sekitar 16 jaman lebih ?!". Memang si, beberapa kali bayi saya sempat rewel, tiap berapa jam nangis mungkin dia ngga nyaman, walau saya sudah bawa car seat khusus bayi. Tapi yaa tetep saja dia bosen dan ngga betah karena lama di jalan. Coba kalau naik pesawat yaa, pasti akan lebih singkat jarak tempuhnya dan si kecil lebih nyaman hehe. Next time semoga bisa kesampaian traveling ke Malang pakai pesawat. Banyak banget obyek wisata yang belum kusambangi di sana. Kemarin baru Bromo, Jatim Park 1, BNS dan tempat buat beli oleh oleh. Mau nyari tiket pesawat ke Malang di Pegipegi ah, kata orang sih murah hehe. Secara traveling kan butuh budget yang tidak sedikit yaa, jadi harus pinter-pinter ngatur uang, yaa nggak?! Gampang banget pesen tiket di Pegipegi tuh. Tinggal buka web Pegipegi terus isi kolom-kolom seperti yang tertera pada gambar di atas. Tentukan kota asal, kota tujuan, tanggal pergi pulang dan jumlah orang yang ikut, lalu klik cari tiket, pilih mau pakai maskapai apa, berangkat jam berapa, terahir pesan tiket, selesai Gampang kan?! Semoga harapan saya ini bisa tercapai yaa temans. Teman-teman yang punya rencana traveling pake pesawat, boleh dicoba pake fasilitas ini yaa Nah sekian sobat cerita pengalaman saya berlibur bareng keluarga ke Gunung Bromo, semoga ada pelajaran yang bisa diambil yaa. Aamiin. Terahir ada sedikit quotes dari saya "bertafakur alam lah, maka kamu akan melihat betapa Allah itu maha besar dengan segala penciptaannya". Yuks ah ke Bromo, nikmati keindahannya Sampai jumpa lagi dicerita saya berikutnya yaa.. Wassalamu'alaikum
5Tips Wisata ke Gunung Gandul Hilltop Wonogiri, Hati-hati Melangkah Rekomendasi untuk anda Berikut Aktivitas Seru di Perkebunan Anggur Saat Liburan ke New South Wales. BrandzView. 01/08/2022, 13:04 WIB. Liburan Hemat Jakarta - Bali Mulai dari Rp 170.000, Ini Panduannya 7 Tips Melihat Fenomena Embun Upas di Dieng dan Bromo detikTravel Community - Akhir pekan ini, agendakanlah untuk liburan ke Pulau Sempu dan Gunung Bromo. Kedua destinasi ini memang menawarkan panorama alam yang spektakuler. Seperti ini, cerita serunya saat melancong ke soal liburan memang tidak akan ada habisnya, apalagi bicara soal destinasi-destinasi yang ada di Indonesia. November 2014 lalu, saya pergi ke Malang dengan tujuan utama Bromo pada awalnya bersama beberapa teman-teman dari salah satu Rumah Sakit di sebelum H-2 berangkat, akhirnya kami menambahkan destinasi ke salah satu pulau yang ada di Malang yaitu ke Pulau Sempu. Jumat 21 November kami berangkat menuju Malang dari Stasiun Pasar Senen pukul wib. Dalam perjalanan menuju Malang sama seperti pada umumnya. Ada yang asyik dengan gadget, ada yang tidur, curhat-curhat, dan lain harinya kami sampai di Stasiun Kotabaru Malang pukul pagi. Sesampainya kami di Stasiun Malang, tak lama driver dari trip yang kami pakai menjemput dan langsung menuju basecamp trip tersebut. Tiba kami di basecamp, dan langsung bersih-bersih alias mandi. Selesai mandi, petualangan kami pun pertama yaitu ke Pulau Sempu. tetapi di tengah perjalanan kami mampir ke salah satu tempat makan makan pagi + siang jadi satu. Dari kota Malang ke pantai Sendang Biru memakan waktu 3 jam perjalanan. Dalam perjalanan yang kami lakukan hanya tidur, tidur dan tidur. Lalu, sampailah kami di Pantai Sendang Biru. Tak mau berlama-lama, kami langsung sewa perahu, guide, dan sepatu untuk treking menuju Pulau Pantai Sendang Biru menuju Pulau Sempu kami naik perahu dengan memakan waktu sekitar 15 menit dan sampailah kami di Pulau Sempu. Perjalanan kami lanjutkan menuju Segara Anakan dengan berjalan kurang lebih 45 menit saja. Akses menuju Segara Anakan sangat licin dan berlumpur. Sangat disarankan untuk Anda agar menyewa sepatu di warung-warung yang ada di Pantai Sendang Menit bertarung dengan lumpur, akhirnya kami sampai juga di Segara Anakan, Pulau Sempu. Alhamdulillah, bertambah satu lagi ciptaan Tuhan yang berhasil saya datangi. Tanpa babibu lagi, langsung saja saya meluncur bermain air dan tak lupa jepret sana-sini. Setelah puas bermain air, lanjut naik ke atas tebing untuk melihat Segara Anakan dan melihat luasnya lautan yang membentang ke Samudera waktu kami tak lama di sini. pukul kami bergegas kembali ke penyebrangan. Dalam hati pun saya berkata, "Suatu saat saya harus ke sini lagi, harus camping di sini, harus lihat sunset & sunrise di sini."Setelah kembali bertarung dengan lumpur-lumpur, setengah jam berlalu, kami pun sampai di tempat penyebrangan menuju Pantai Sendang Biru. Sesampainya di Sendang Biru, kami langsung bergegas mengembalikan sepatu yang kami sewa dan langsung kembali menuju perjalanan, seperti biasa kami tidur. Pukul kami sampai di basecamp, langsung mandi mandi dan mandi. Setelah semua selesai, kami pergi makan di Batu. Agak ribet sih, makan saja harus ke Batu yang jaraknya lumayan jauh. Tapi inilah yang dinamakan liburan. Selesai makan, kami kembali ke basecamp untuk siap-siap pergi ke destinasi berikutnya yaitu pukul kami beserta rombongan yang lain berangkat ke Bromo dengan menggunakan Landrover. Dalam perjalanan, seperti biasa yang kami lakukan hanya tidur untuk memulihkan kami sampai. Tujuan utama yaitu ke Penanjakan untuk melihat matahari terbit. Awalnya, sedikit kecewa karena kabut sangat tebal. Ternyata kami diberikan kesempatan untuk melihat detik-detik matahari yang terbit menyinari sangat cerah, secerah-cerahnya. Puas dengan melihat matahari terbit, perjalanan dilanjutkan menuju Kawah Bromo. Dari tempat parkir Landrover, kurang lebih harus treking ke atas kawah sekitar setengah jam paling cepat. Jika kebanyakan yang ingin ke kawah melewati jalur tangga, maka saya dan 3 teman wanita saya memilih jalur pasir menuju puncak agak sulit karena yang kita lewati adalah tanjakan berpasir, tapi tak mengurangi rasa semangat untuk sampai ke sana. Hitung-hitung latihan treking ke puncak Mahameru. Akhirnya, sampailah di puncak kawah kuat bertahan lama di puncak karena asap belerang yang menyengat, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke tempat dimana landrover di tempat parkir landrover, kami istirahat sejenak dan beberapa kali jeprat jepret sekitaran landrover di parkirkan. Istirahat hanya sekedar minum teh hangat, dilanjutkan menuju Pasir Berbisik. Tak memakan waktu lama, 5 menit kami sampai di Pasir di Pasir Berbisik, dilanjutkan ke tempat terakhir yaitu Padang Savanna atau biasa disebut Bukit Teletubbies. Sayang beberapa waktu sebelumnya terjadi kebakaran. Kebakaran disebabkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tetapi Bukit Teletubbies sudah mulai menghijau kembali, jadi jangan ragu untuk datang ke sudah menunjukkan pukul artinya trip kami di Bromo selesai. Perjalanan dilanjutkan menuju Homestay untuk istirahat dan esok harinya dilanjutan pulang ke Jakarta. Trip pun Kasih Tuhan telah mengizinkan saya untuk melihat karya-Mu yang sangat luar biasa indahnya. Terima Kasih Pulau Sempu & Bromo untuk keindahan alam yang sangat luar biasa. Karena setiap perjalanan, pasti mempunyai cerita menarik. Selamat Traveling!
Suhusemakin dingin.Setelah beberapa menit menunggu, kami pun melihat jejeran pegunungan yang berdiri kokoh dihadapan kami, terdiri dari gunung batok, Bromo, widodaren, gunung Semeru, serta hamparan lautan pasir kecoklatan yang seakan menambah keeksotisan Bromo.Tepat pukul 05.07 pagi, sang fajar tepat berada di atas garis cakrawala.
Udah lama juga gak buat tulisan tentang liburan gini, terakhir liburan tahun 2019 ini sebenernya ke DCF 2019 dan belum sempet nulis juga. Tapi, kalau ditulis sebenernya menarik sih disana temenku kesurupan dan banyak kejadian kejadian ajaib waktu DCF 2019 kemaren. Kapan kapan deh ya kalau sempet nulis pasti ku tulis, sekarang cerita ke Bromo dulu, yang dari dulu pengen banget ke gunung bromo ini. Kali ini aku mau berbagi cerita, tips and trik atau apalah itu namanya buat pergi ke bromo dengan low budget atau bisa juga ke bromo sendirian dengan budget minimum ke Bromo sendiri? emang bisa? emang ga mahal? abis berapa kesana sendiri? ga takut nyasar? ga takut ilang?Ya mungkin beberapa dari kamu ada yang bertanya seperti itu Tulisan kali ini mau aku urutin kronologi perjalanannya dari Cilacap beserta estimasi waktu dan biaya nya ya karna aku dari cilacap makanya dimulai dari sini Cilacap – Malang aku pakai kereta Malabar dengan harga tiket 220 ribu, sebernernya ada sih seharga 120rb sudah sampai malang tapi pas kebetulan kemaren sudah penuh jadi harus beli yang 220rb, aku ambil jam yang berangkat dari stasiun maos jam 2 pagi dan sampai di stasiun malang jam setengah 12 siang, lumayan lama dan pegel leher duduk dikereta sekitar 9 jam Apalagi kalau kamu perjanan seorang diri, terasa banget jenuhnya tanpa temen ngobrol. Nah, disinilah Keramahan sebagai solo traveller terasah, kalau emang kamu tipe orang yang friendly, yang mudah akrab sama orang mungkin kalian ga akan terasa jenuh, kamu bisa ajak ngobrol tetangga sebelah kursi atau depan kursi untuk membunuh waktu selama perjalanan Tapi beda cerita kalau kamu tipe orang yang pendiam, orang yang ga mudah akrab sama orang baru. pasti perjalanan di dalam kereta terasa lama banget, dan pasti ga ada cara lain selain tidur dan main hape tidur lagi dan main hape lagi, gitu terus sampe keretanya sampe tujuan Kerata Malabar sampai stasiun Malang sekitar jam , setelah sampai stasiun langsung jalan ke seberang stasiun ada semacam food corner, isinya kuliner semua sepanjang jalan, ada ayam, ikan, pete, soto, bakso dll pokoknya makanan apa aja disitu ada semua, setelah selesai makan kita langsung cari persewaan motor, disini kebanyakan ga bisa setengah hari, dan dengan terpaksanya kita pakai motor cuma 12 jam tapi harus bayar full 24 jam Nah, setelah dapet motor kamu bisa main main dulu di kota malang atau mau ke kota batu juga bisa sekitar 45 menit perjalanan dari stasiun malang sambil nunggu jemputan open trip jeep bromo yang udah janjian penjemputan di stasiun malang. Oiya, sebelunya aku udah booking open trip bromo nya sebelum berangkat ke malang, tarifnya 250rb per orang dan itu udah free penjemputan sampai pengantaran kembali ke tempat dan sudah termasuk tiket masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger.. Jadi ya sambil nunggu main dulu ke alun alun atau ke malang night paradise atau yang lainnya tapi jangan lupa buat balik lagi ke stasiun buat penjemputan trip ke bromo balikin motornya, oiya ini titik penjemputan bisa juga di hotel atau di penginapan dll ya, kalau masih di malang kota ga ada biaya tambahan loh Penjemputan trip ke bromo ini enak banget sih, kalau aku kemaren cari di instagram di bromo_alvis , dari stasiun menuju ke basecampnya dijemput pakai avanza sekitar jam 12 malem di jemput dan sampai di basecamp sekitar jam 1 malem, nah disini paling cuma nunggu semuanya kumpul sih paling nunggu sekitar 20 menit terus kita disuruh naik jeep yang sudah dibagi oleh tour guidenya masing masing jeep diisi maksimal 6 orang, tapi kebetulan kemaren cuma diisi 4 orang di 1 jeep, jadi lega banget kemaren Pintu masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Lanjut dari basecamp bromo_alvis , jam 1 pagi kita udah naik jeep menuju ke Penanjakan 1 sunrise view yang ajib banget emang viewnya, disini kalau jeep nya berangkat kesiangan biasanya ga dapet tempat parkir diatas dan kita harus jalan kaki lagi menuju puncaknya, kebetulan kemaren berangkat jam 1 sampai penanjakan 1 ini jam 3 pagi, belum ada jeep yang parkir disini, jeep kita parkir tepat di bawah sunrise view, jadi cuma jalan naik sekitar 5 menit udah sampai puncak sunrise viewnya, oiya disini cukup dingin yang bikin ga kuat sebenernya kecepatan anginnya, semacam suara pesawat kalau di bayangin mah, kalau kamu ga percaya diri sama jaket yang kamu pake, di warung warung ada penyewaan jaket cuma 5000 perjaket, jadi kalau emang pesimis sama jaket sendiri sih mending sewa jaket aja di bawah sini, kalau sama bapak2 yang nawar nawarin bisa kasih harga 10rb, kalau udh di puncak juga ada yang nawarin harganya bisa sampai 20rb , lumayan kan? jadi kalau mau sewa jaket mending di warung warung nya biar murah Spot view cakep dibawah tower ini, Kalau mau naik ke puncak di disarankan sekitar jam setengah 5, atau kira kira jam 5 udah dipuncak yaa, kalau kecepeten naiknya nanti kedinginan diatas, nah biar dapet foto bagus agak siangan dikit sekitar jam setengah 6 geser ke kanan sedikit, disitu ada tangga menuju ke bawah, nah di spot itu view nya bagus sih, background nya gunung bromo langsung. Biasanya jam 6 udah disuruh turun sama supir jeep nya, soalnya kalau agak siang perjalanan ke puncaknya badai angin yang bawa pasir pasir, jadi ya gitu deh, kayak disiram pasir kalau pas lagi badai, jadi usahain jam 6 udah di jeep lagi yaa Btw, ga kerasa udah panjang banget ya tulisannya, jadi dipotong jadi halaman lain di sini -> Cerita liburan ke gunung bromo dengan waktu Singkat dan Murah – Part 2
Ceritatentang gunung bromo. Ing panggona kui bisa weruh srengenge munggah seka wetan. Dirinya langsung bertanya pada teman yang berada di dekatnya apakah melihat hal serupa. Konon, ketika gadis itu di lahirkan, tidak menangis seperti bayi pada umumnya. Gunung bromo (dari bahasa sanskerta: Cerita liburan ke gunung bromo dengan waktu singkat dan murah. detikTravel Community - Mentari pagi dan pemandangan khas gunung membuat Bromo tak pernah kehabisan wisatawan yang ingin menikmati keindahannya. 3 Hari liburan ke sana benar-benar menjadikan liburan yang tak terlupakan. Pengalaman pertama yang tidak bisa dilupakan begitu saja saat traveling ke Bromo. Berawal dari obrolan-obrolan iseng bersama Mbak Wening di Facebook, tentang acara mengisi waktu luang saat weekend untuk mengusir rasa penat di kantor. Saya iseng mengikuti saran buat backpackeran pada pertengahan Juni tahun dan Mbak Wening mencoba mengajak teman yaitu si Mas Wawa dan Melly. Kamipun sepakat, weekend dan backpackeran pada tanggal 22-24 Juni 2012 ke Gunung Bromo. Ini pengalaman pertama saya bersama teman-teman saya pergi ke Bromo dan pertama kali juga saya ke sana. Dalam hati saya berkata "Sumpah, nggak sabar untuk cepat-cepat sampai ke Bromo".Sebelum berlanjut ceritanya, kita lihat sejarahnya Gunung Bromo Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yakni Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu. Gunung ini adalah gunung berapi yang masih aktif dan sebagai obyek wisata terkenal di Jatim. Bromo yang mempunyai ketinggian mdpl itu berada di empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih 800 meter utara-selatan dan sekitar 600 meter timur-barat. Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo, demikian dikutip dari merasa yakin dan teman-teman saya juga merasa setuju, kamipun memulai dengan mencari data-data, biaya, rute perjalanan, cerita-cerita para backpacker yang sudah lebih dahulu menaklukan Gunung Bromo dan transportasi yang akan memudahkan kita untuk backpack ke Bromo. Maklum sih baru pertama kali ke sana begitupun ketiga teman data yang sudah kami kumpulkan. Semoga membantu perjalanan kami menuju Gunung Bromo. Waktu begitu lama ketika saya melihat kalender yang baru tanggal 21 Juni 2012. Saya sudah tidak sabar untuk secepatnya menuju Bromo begitupun ketiga keadaan uang di dompet dan di ATM amat sangat minimalis saya tetap bertekad untuk berangkat bersama teman-teman saya. Alhamdulilah! Kamis itu uang makan keluar dan jumlahnya lumayan untuk menambah acara jalan-jalan ke-1Hari berganti menjadi Jumat, 22 Juni 2012 meski harus masuk kerja dengan aktivitas seperti biasa yaitu senam pagi, bola voli dan kemudian dilanjutkan dengan bulutangkis. Ingin rasanya cepat-cepat pulang kantor dan bersiap untuk melakukan perjalanan menuju pulang di mana waktu yang saya tunggu. Saya dan Mas Wawa sepakat berangkat pukul WIB, malam dari kosan dan janjian dengan teman-teman yang lainnya di Terminal Bus Giwangan, menunjukkan pukul WIB, sayapun sudah siap untuk berangkat menuju Bromo. Saya menunggu kabar dari Mas Wawa dan kabar dari yang lainnya. Kemudian saya mendapat kabar dari Mbak Wening bahwa dia berangkat menuju Terminal Giwangan, Yogyakarta. Saya bersama Mas Wawa memaju kencang motor supaya cepat sampe ke Terminal di Terminal Giwangan, motor kami parkirkan di tempat penitipan motor. Biaya penitipan motor 3 hari sebesar Rp Setelah memarkirkan motornya Mas Wawa kamipun kemudian mencari tempat yang sudah ditentukan sebagai tempat bertemu dengan kawan yang lainnya. Berhubung saya dan Mas Wawa tidak pernah sama sekali ke terminal menggunakan insting pencarian ke ruang tunggu lantai 2. Kami bertemu dengan Melly. Suasana ruang tunggu terminal amat sepi padahal jam baru menunjukkan pukul WIB. Suasana sepi menemani saya, Mas Wawa dan Melly. Kami menunggu Mbak Wening yang ternyata masih dalam perjalanan dengan seseorang yang WIB Mbak Wening, datang dan kamipun segera mencari bus malam cepat untuk menuju Surabaya. Kami memutuskan untuk naik bis malam patas 'Eka' dengan tarif Rp per orang. Meski mendapat tempat duduk agak di bagian belakang, kami berempat menikmati perjalanan menuju Surabaya yaitu Terminal Purabaya, tepat keberangkatan kami pukul WIB. Supir bis mengemudikan bisnya dengan perjalanan, kami berempat meski merasa capek setelah melakukan aktivitas perkantoran. Kami masih saja sempat bersenda gurau hingga tak disangka kamipun ke-2Tersadar dari tidur waktu sudah menunjukkan pukul WIB kami berhenti sejenak di daerah RM Duta Ngawi, Jawa Timur. Saya memilih makan soto ayam bersama Mbak Wening dan Mas Wawa, Melly, mereka memilih makan nasi rawon. Kami melanjutkan keberangkatan menuju Surabaya kembali tepat pukul WIB dengan kondisi perut sudah terisi makan saya melanjutkan tidur saya dan berharap cepat sampai ke Terminal Purabaya, Surabaya. Tepat pukul WIB dini hari, kami sampai di lekas mencari toilet dan mushala untuk segera melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo. Kami menaiki bis Jawa Indah dengan tarif Rp per orang. Meski bisnya tidak ada AC tapi lumayan bagus, terlihat seperti bis menuju Terminal Bayu Angga, Probolinggo, Jawa Timur ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam. Perjalanan kali ini berbeda dengan semalam karena dengan bis ini lumayan agak telat karena menunggu penumpang hingga penuh. Tapi tidak apalah yang penting cepat sampai ke dan kiri jalan dipenuhi dengan pemandangan. Kita juga bisa melihat saat di daerah Sidoarjo, Jawa timur yaitu benteng Lumpur Lapindo dengan banyak tulisan kekecewaan terhadap pemerintah atau sindiran-sindiran akan keberadaan dan tindak lanjut permasalahan dari Lapindo. Semoga masalahnya akan segera selesai dan tuntas kemudian tidak ada pihak yang dirugikan. perjalanan kamipun sampai ke Terminal Bis Bayu Angga, Probolinggo. Kondisi cuaca dan udara sejuk. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung Bromo yang harus dilalui menggunakan Elf/ kami hanya berempat, kamipun dikenalkan dengan seorang wisatawan asing asal Italia yaitu Malvina yang juga akan menuju ke Bromo. Dia sudah menunggu kawan untuk naik Elf menuju Bromo dari pukul Mobil Elf menuju Bromo hingga ke penginapan yang akan kami tuju sekitar Rp per orang karena kekurangan jumlah penumpang yang diharuskan 8 orang, jadi mau tidak mau kami mengikuti harga setelah bernego bersama sopir Elf itu. Dalam hati saya berkata "Memangnya kuat ya? Semoga lancar-lancar saja".Sembari menunggu Bison milik Pak Maksum siap untuk berangkat, kamipun menunggu dengan sarapan yaitu bekal kami yang sudah kami bawa dari Yogyakarta. Kami sempat berfoto bersama Malvina dan kami senang berkenalan dengannya karena dia lumayan pukul WIB kami bersama Malvina berangkat menuju Bromo yaitu daerah Cemoro Lawang. Di sepanjang jalan menuju Cemoro Lawang, kami disuguhkan dengan pemandangan pegunungan di daerah Bromo. Perjalanan menuju Cemoro Lawang, Bromo kurang lebih 1 jam lebih dengan rute perjalanan yang sangat berkelok-kelok dan lumayan amat demikian, perasaan terobati dengan keindahan pemandangan sepanjang perjalanan menuju Cemoro Lawang. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata yang bisa melukiskan betapa indahnya ciptaan tak menyesal dan tak menyangka bisa hampir sampai ke Bromo. Suasana di dalam Elf/Bison itu sangat menyenangkan meski agak bergoyang-goyang dan agak membuat pusing tapi karena dinikmati jadinya hanya berlima di dalam ELF/Bison kami merasakan kesenangan. Kira-kira setengah jam kamipun tiba di daerah Cemoro Lawang dan menginap di penginapan yang kami sudah sepakati yaitu Homestay Tengger pukul WIB dan setelah bernego ria dengan pemilik homestay tersebut, kami memasuki kamar yang lumayan bagus dan suasananya enak untuk beristirahat. Tarif kamar Rp jadi harga kamar per orangnya Rp Udara pegunungan itu sangat sejuk dan indah meski temanku pada kedinginan tapi dinikmati kami beristirahat dan obrolan kami mengenai aktivitas apa yang akan dilakukan setelah itu. Kami bergegas mencari informasi untuk kegitan yang akan kita lakukan esok saat melihat matahari terbit dan ke puncak mencari info di perkumpulan Jeep Bromo dan menanyakan harga menyewa Jeep serta rute untuk melihat matahari terbit dan ke puncak Bromo. Kami menyewa Jeep yang harganya Rp per Jeep. Berhubung kami hanya ingin melihat matahari terbit dan ke penanjakan satu saja. Karena kalo ada penambahan ke Padang Savana dan Pasir Berbisik kami harus menambah biaya sekitar Rp kamipun jalan-jalan di sekitar tempat menginap kami. Kami merasa terpesona melihat pemandangan di sekitar kami. Syukurlah, ada sebuah tempat untuk nongkrong dan melihat indahnya Gunung Bromo dari Cafe Cemara merasa tidak menyangka bisa sedekat itu dengan Gunung Bromo. Saya tidak lupa mengambil foto dan benar-benar merasa bahagia bisa melihat Gunung Bromo dari sisi pukul WIB, saya dan teman-teman makan di warung makan yang ada di dekat penginapan. Berhubung lapar, saya memesan nasi goreng dan minum kopi hangat, harganya sekitar Rp Setelah merasa kenyang, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat menunggu sunset di tempat tadi siang kami nongkrong. Semoga saja tidak diusir sama pemilik cafe badan capek dan letih, kami masih sempat bercanda di penginapan. Tepat pukul WIB, kami siap-siap untuk melihat sunset. Meski badan merasa kedinginan saya paksakan untuk mandi dan ternyata airnya dingin sekali membuat badan ini segar tetapi menggigil merasa udara sore itu belum terasa dingin karena sudah terbiasa berada di kondisi udara dingin. Saya dan teman-teman saya berangkat menuju Cafe Cemara Indah yang berjarak 10 menitan berjalan kaki dari sesampainya di Cafe Cemara Indah, sudah banyak wisatawan baik asing maupun domsetik yang bersiap dengan kamera DSLR. Saya hanya siap dengan kamera di ponsel saya saja. Ya lumayan hasil jepretannya, tidak jauh beda juga sama kamera yang bagus sama kamera DSLR teman saja hasilnya. Lumayan bisa mengabadikan saat sunset meski dengan kamera ponsel seadanya. Setelah itu saya bersama teman-teman saya kembali ke penginapan yang sudah puas dengan pemandangan sunset pertama kali di berganti malam, dan kamipun merasa lapar dan mencari tempat makan yang terdekat dengan penginapan kami. Ternyata ada juga warung bubur kacang hijau seperti yang ada di Yogyakarta. Kami masuk ke sana dan memesan memesan indomie telor dan teh hangat dengan harga Rp Suasana di warung makan itu sangat bersahabat karena warga sedang asik bernyayi dan bersenda merasa kenyang kamipun bergegas menuju penginapan karena sudah mengantuk. Sesampainya ke penginapan, saya mengisi batrei ponsel saya karena persiapan besok pagi menuju Pananjakan 1 untuk melihat matahari WIB, baterai ponsel penuh dan saya bergegas untuk menyusul teman saya yang sudah tertidur pulas. Saya belum merasa dingin sekali, saya putuskan hanya memakai selimut saja karena melihat teman-teman saya yang sudah dirangkap 4 dan masih ke-3Memasuki pagi hari di Bromo itu rasanya benar-benar sejuk, berbeda dengan kota-kota besar yang udaranya sudah tercemar dengan polusi. Pukul WIB, kami dibangunkan oleh supir Jeep yang telah dijanjikan untuk menjemput kami menuju Penanjakan 1 melihat matahari perjalanan menuju Pananjakan 1 lumayan curam dan merasakan terjal untuk mencapai Pananjakan 1. Akhirnya kami sampai di Pananjakan 1 dan sudah terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah berkumpul di keindahan Gunung Bromo ketika sunrise itu sangatlah menakjubkan. Tidak menyesal bisa melihat sunrise dari Bromo. Setelah merasa puas dengan pemandangan dan keindahan sunrise di Pananjakan 1, kami melanjutkan perjalanan menuju Kawah Gunung Bromo yang sangat saya pukul WIB, kami sampai di parkiran Jeep di dekat kawah Gunung Bromo. Kami memulai penanjakan ke atas kawah tersebut. Meski sudah pesimis namun dinikmati saja karena sudah sejauh ini saya sampai ke sini dan tak mungkin tidak sampai ke kawah Gunung sudah menggebu-gebu di benak saya ingin mencapai puncak kawah Bromo bersama teman saya. Ternyata satu dari teman saya tidak kuat melanjutkan saya, Mbak wening dan Mas Wawa yang ingin sekali menuju ke Puncak. Penuh perjuangan dan istirahat juga karena terjal sekali medannya yang bercampur angin dan debu dari pasir-pasir bekas letusan lelah dan mungkin saya tidak kuat namun saling menguatkan satu sama lain di antara kami bertiga pejuang yang masih bertahan untuk mencapai puncak. Alhasil, saya, Mbak Wening dan Mas Wawa sampai di puncak. Rute yang telah kami lewati, debu yang bertebaran di mana-mana dan kelelahan kemudian dehidrasi membuat kami tak menyangka bisa sampai di bertiga tidak menyangka bisa sampai di puncak kawah tersebut dan merasa mendapatkan kepuasan. Bisa melihat kawah itu dari dekat itu merupakan kepuasan untuk diri saya yang pertama kali menginjakkan kaki saya ke Gunung Bromo bersama teman-teman sekali bisa sampai di puncak sana tepat pukul WIB. Setelah puas menikmati keindahan pemandangan dari puncak itu, kami bertiga memutuskan untuk turun meski dalam hati kami bertiga malas untuk turun ke bawah dan masih dengan langkah yang berat meninggalkan puncak itu rasanya ingin terus berada di atas puncak. Tak lupa kami bertiga mengabadikan foto sesampainya di pertengahan jalan turun dengan meminta bantuan wisatawan juga yang sedang menikmati kawah mencapai, di bawah kami menemui teman kami yang tadi tidak mampu ke puncak. Kemudian kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan bersiap pulang ke Yogyakarta. Sesampainya di penginapan, kira-kira pukul WIB kami ditawari untuk menyewa mobil saja turun ke Terminal Bayu per orang Rp dengan mobil lumayan bagus dibandingkan ketika naik Bison yaitu menyewa Avanza bersama kedua wisatawan asing berasal dari Prancis. Perjalanan pulang menuju Terminal Bayu Angga sangat berat karena masih betah berada di sini, dari mulai penduduk asli Bromo yaitu Suku Tengger yang benar-benar ramah dan di Terminal Bayu Angga, Probolinggo kami memilih bis Ladju untuk menuju Terminal Purabaya, Surabaya. Tarif bis tersebut lebih murah yaitu Rp per orang sampai Surabaya. Sesampainya di Terminal Purabaya, kami beristirahat sejenak untuk makan dan persiapan rute perjalanan menuju makan soto ayam dan es teh manis seharga Rp Perjalanan menuju Yogyakarta kami menggunakan bis patas Mira seharga Rp per orang. Perjalanan dengan bis ini lumayan lebih lama dibandingkan dengan bis Eka dan tidak berhenti makan di Ngawi, Jawa Timur karena langsung menuju Yogyakarta dan tidak berhenti di RM Duta seperti bis pukul WIB kami sampai di Terminal Giwangan, Yogyakarta. Sebenarnya masih panjang lagi ceritanya, karena saya sudah bingung bagaimana menggambarkan keindahan dan perasaan saya di perjalanan menuju Gunung Bromo dan kembali ke kostan tercinta di Motor 3 hari dengan tarif Rp malam Patas Eka dengan tarif Rp per orangBis Jawa Indah dengan tarif Rp per orangSewa mobil ELF/Bison Rp per orangHomestay Tengger Permai Rp per kamar atau Rp per orangSewa Jeep Rp atau per orangNasi goreng dan minum kopi hangat sekitar Rp telor dan teh hangat dengan harga Rp mobil Avanza Rp per orangBis Ekonomi 'Ladju' per orangMakan soto ayam dan es teh manis Rp Patas Mira Rp per orangJadi total pengeluaran Rp belum termasuk camilan dan bekal dari Yogyakarta. Semoga bermanfaat dan happy holiday! TahunBaru yang gagal di Gunung Bromo. Ini cerita saya ketika malam tahun baru 2017. Setahun lalu saya ingin melihat matahari terbit atau sunrise di G. Jangan Pergi Liburan Tahun Baru ke Gunung Bromo! 31 Desember 2017 18:30 Diperbarui: 1 Januari 2018 20:20 4949 8 6 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto Gunung Batok di sebelah Gunung Perilaku buruk ini memang perlu dihindari. Para stakeholder di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melakukan bersih kawasan dan menemukan kutang hingga pembalut bekas pakai. Para relawan itu membersihkan kawasan Bromo dari titik Pos Jemplang, di dekat Bromo Hillside Cafe 360°. Sampah botol oli. Mengutip akun Instagram tumpangcamp mereka mengatakan bahwa saat itu menemukan barang-barang unik. Traveler masih ada yang suka membuang barang begitu saja. Jadi, dalam unggahan itu, mereka ingin mengingatkan agar para traveler untuk membawa dulu dan membuang sampah hingga bertemu dengan tempatnya. Sampah-sampah ini dibuang di semak belukar. Para relawan Gunung Bromo itu memilah semak dan rumput untuk menemukan botol miras. Banyak pula sampah yang ditinggal di tengah jalan Gunung Bromo seperti ini. Jika traveler pernah ke Gunung Bromo, pasti melewati jalanan yang kanan kirinya berupa semak-semak. Nah, lokasi dengan rumput yang serba tinggi itulah tempat para traveler nakal membuang sampahnya. "Dan sampah yang kami temukan rata-rata kebanyakan di temukan di dalam semak-semak rumput yang tinggi, semisal botol alkohol, jerigen, botol air mineral, botol oli, sendok, boks nasi, banner, kresek, payung, beberapa pasang sendal jepit, kaos kaki, pembalut bahkan celana dalam beserta BH-nya sekalian," kata tumpangcamp. Begitu banyak stakeholder yang terlibat dalam giat bersih-bersih ini. Namun, tidak dicantumkan seberapa banyak sampah yang telah dikumpulkan. BQtbR.
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/127
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/265
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/587
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/500
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/47
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/57
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/35
  • j8dw4hpcs9.pages.dev/389
  • cerita liburan ke gunung bromo